gerakan iqro'

Manusia Pembelajar Sejati; Demi Pena dan Apa-Apa yang Dituliskannya

 
Other things
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Other things
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Other things
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Other things
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Other things
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Mengapa Engkau Mengeluh
Jumat, 12 Desember 2008
Mengapa Engkau Mengeluh

Dalam kehidupan kita tentunya ada hal-hal yang terjadi diluar kehendak kita yang sering kita anggap sebagai suatu hal yang kurang bahkan tidak menyenangkan. Gagal dalam ujian, gagal dalam memperoleh pekerjaan padahal sudah berusaha maksimal, kepandaian yang pas-pasan, bentuk tubuh yang kurang proporsional, suasana keluarga yang nggak nyaman, teman yang enggak pengertian atau masih banyak lagi keadaan yang sering membuat kita tidak senang. Apa yang kita lakukan dengan peristiwa-peristiwa di atas?
Mengeluh, itulah yang sering kita lakukan. Mengeluh dengan segala kejadian tak menyenangkan yang menimpa kita. Puncaknya kita jadi mudah marah, menyalahkan semua orang bahkan menyalahkan Sang Kholiq.

Sering juga kita merasa tidak seberuntung orang-orang di sekeliling kita.
Mungkin masih terdengar dari lisan kita, “Kenapa hidup seperti ini ? susah !”
Tak jarang pula kita berburuk sangka pada Sang Kholiq. Kita mungkin pernah menyalahkan takdir, padahal tak ada yang salah dalam takdir Allah. Tak mungkin pula Allah salah alamat. Seperti inilah hidup yang harus kita jalani.

Hal itu menyadarkan kita betapa kita adalah makhluk yang lemah dan tak berdaya….dan betapa Maha Kuasanya Allah sebagai Sang Pencipta. Agar kita lebih bisa menerima apa adanya dan membuat kita belajar untuk bersabar. Itulah salah satu keajaiban iman.

Saudaraku, masalah memang selalu menerpa manusia. Semakin kuat iman seseorang, semakin pelik masalah yang dihadapi. Oleh karenanya sewaktu Nabi ditanya tentang siapa yang paling berat masalahnya? beliau menjawab :para nabi.

Ya, tentu hal itu dapat kita lihat sendiri dari kisah-kisah tentang nabi-nabi kita.
Lihatlah Nabi Nuh, dalam berdakwah hanya sedikit pengikutnya, membuat kapal besar dengan sedikit orang tentu merupakan pekerjaan yang sangat berat.
Beliau dijuluki gila oleh kaumnya, bahkan anaknya tidak mau mengikuti ajakannya. Namun beliau tetap tegar berdakwah. Bagaimana rasanya bila kita menyampaikan suatu hal yang benar tapi malah dibilang gila. Bagaimana rasanya melihat adik kita tenggelam padahal kita sudah berusaha menolongnya? Padahal cinta kita, rasa kehilangan kita tidaklah sebesar rasa cinta dan kehilangan orang tua kita? Lalu apa yg dirasakan Nabi Nuh? Apakah beliau menghentikan dakwahnya? Apakah ia menyalahkan Tuhannya?

Bagaimana dengan Nabi Ayyub, beliau kehilangan hartanya, diusir dari kampungnya, bahkan terserang penyakit mengerikan selama bertahun-tahun.
Apakah beliau berani menggugat takdirnya kepada Allah? Apakah ia memaki–maki orang–orang yang mengusirnya ? Apakah beliau mendoakan agar orang–orang tersebut ditimpa bencana? Apakah ia menjadi lalai akan ibadahnya kepada Allah?
Lalu bagaimana dengan Nabi Ibrahim? Seorang nabi yang harus menjual berhala yang dijadikan tandingan Tuhannya.
Nabi yang dibakar karena memotong kepala behala. Apakah api membuatnya putus asa? Bertahun lamanya menanti kehadiran seorang putra dan setelah mendapatkanya beliau mendapat wahyu untuk menyembelihnya. Bagaimana jika kita harus menyerahkan barang yang sangat kita cintai kepada teman kita? Padahal Nabi Ismail bukan sekedar barang. Padahal beliau adalah anak yang sangat berbakti. Apakah Nabi Ibrahim mengeluh? Apakah Nabi Ibrahim mengatakan bahwa Allah tidak adil karena ia telah mendakwahkan agama Allah tapi ia harus menyembelih putranya?

Bagaimana pula dengan Nabi kita Muhammad saw, nabi yang hartanya habis disedekahkan di jalan Allah.
Nabi yang dimusuhi oleh pamannya sendiri.
Nabi yang hanya makan gandum dengan lauk cuka.
Nabi yang diusir dari tempat tinggalnya. Apakah beliau berkeluh kesah?
Apakah ia bermuka cemberut? Tidak bukan? Wajahnya selalu ceria, kata–kata yang diucapkannya adalah kata–kata baik. Beliau tidak melewatkan malamnya hanya dengan tidur tapi dengan shalat hingga kakinya bengkak.

Mengapa kita mengeluh, Saudaraku?
Apakah beban kita seberat mereka?
Apakah cobaan yang kita hadapi lebih berat dari yang mereka hadapi?
Lalu mengapa kita terus mengeluh, mengomel dan menggerutu?.
Dan apakah rasa syukur kita lebih dari mereka hingga kita berani menuntut Allah?

Kita memang tidak akan bisa sama seperti mereka. Namun bukankah kita harus meneladani akhlak mereka? Kita juga harus berusaha untuk bersyukur, sabar, tabah dalam menghadapi cobaan dan pasrah kepada Allah seperti mereka kan? Dan mengingatkan diri kita bahwa cobaan itu datangnya dari Allah dan Allah–lah yang paling mengetahui kesanggupan kita.
Wallahu a’lam
posted by arief @ 06.38  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
About Me

Name: arief
Home: Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia
About Me: Terlahir dengan nama Arief Kurniawan, sekarang lagi mempopulerkan diri di dunia maya www.arief-sastra1.blogspot.com, facebook: che_kurnia@yahoo.co.id email: arief_sastra1@yahoo.com ^_^ dilahirkan dg normal digubuk reyot orang tuanya dg bantuan seorang dukun pd Ahad pahing, 16 Maret 23 tahun yg lalu. Sejak kecil hoby menulis, apa yang ada dlm pikiran kucoba rangkai dg kata2, kutulis dg pena atau kutuntun jemariku mengetik semua keluh kesah & pikiran yang ada. Hanya manusia biasa, tak sebaik malaikat & semoga tak sehina iblis. selalu berusaha utk selalu dekat dengan ALLAH SWT. Tiap shubuh hobby, mem-play winamp musik-musik kitaro atau murattal-nya Ustadz Sa’ad Al Ghomidy, saya menemukan sebuah kedamaian di sana. Banyak teman, tapi tak banyak sahabat. Mahasiswa Mahasibuk yang punya kerjaan sampingan jadi kuncen gunung Wilis dan penulis lepas di beberapa media serta aktif di organisasi dakwah. Bisa ditemui di gedung dakwah jl. Jawa 38 atau Gedung Central Group Ponorogo Jl. Batoro Katong 15 dan di Jl. Wilis 22, lebih tepatnya di depan komputer mencari ide dan menulis kata hati atau apapun yang bisa ditulis. Bisa dihubungi di nomor 0352 488676 atau 085645813815
See my complete profile
Previous Post
Archives
Links
Powered by

BLOGGER

© 2005 gerakan iqro' Blogspot Template by Isnaini Dot Com