gerakan iqro'

Manusia Pembelajar Sejati; Demi Pena dan Apa-Apa yang Dituliskannya

 
Other things
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Other things
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Other things
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Other things
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Other things
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Maskot;Konflik antara generasi muda melawan generasi tua
Minggu, 08 Juni 2008
Maskot;
Konflik antara generasi muda melawan generasi tua [1]
Oleh : Arief Kurniawan[2]
Judul : Maskot
Sutradara : Robin Moran
Produser : Andre Djoko Soetono
Pemeran : Ariyo Wahab; El Manik; Butet Kertaradjasa; Ulie Auliani
Di rilis : Jakarta, Random Pictures, 2006
Durasi : 127 menit
Penulis Skenario : Robin Moran; Ari M Syarif; Joko Nugroho
Penulis Cerita : Robin Moran

Sinopsis
Konflik antara generasi muda melawan generasi tua. Dennis (Ariyo Wahab), anak muda berpendidikan luar negeri diminta ayahnya yang sakit keras (El Manik) untuk mencari ayam berbentuk tertentu untuk maskot perusahaan kecap keluarga mereka. Dennis didampingi Misran (Butet Kertaradjasa), yang digambarkan sebagai sosok yang licik dan tak berpendidikan dan berusaha untuk menggagalkan usaha Dennis, karena ia sendiri berambisi menjadi direktur perusahan kecap itu. Perjalanan membawa Dennis ke sebuah desa, tempat ia tidak hanya dengan sengaja menemukan ayam tersebut, tetapi juga menemukan gadis tambatan hatinya, Maruti (Ulie Auliani).

Sebuah Konflik Antara Generasi Tua dan Generasi Muda.
Film ini diproduksi sekitar tahun 2006. Ceritanya berkisar pada Konflik antara generasi muda melawan generasi tua. Dimana generasi tua menginginkan sebuah maskot lama yang berupa sebuah ayam jantan berwarna putih yang memiliki ciri-ciri khusus yaitu berkokok pada malam bulan purnama, yang dipercaya sebagai simbol dan dipercaya juga sebagai pembawa keberuntungan untuk sebuah perusahaan kecap yang didirikan oleh seorang pengusaha yang di perankan oleh El Manik.
Dennis (Ariyo Wahab) sebagai generasi muda yang berpendidikan luar negeri diminta ayahnya yang sakit keras untuk mencari ayam tersebut, Kalo Dennis mampu menemukan ayam itu, dia berhak menggantikan kedudukan ayahnya.
Maka ditugaskanlah si Dannis oleh bapaknya , pemilik perusahaan kecap manis, untuk menemukan ayam wasiat yang jadi maskot perusahaan.
Perburuanpun dimulai. Dannis tidak tahu harus mencari kemana, dia hanya diberi ciri-ciri sebuah tempat yang memiliki gunung kembar.
Di tengah pencariannya, Dannis didampingi Misran (Butet Kertaradjasa), yang digambarkan sebagai sosok yang licik dan tak berpendidikan dan berusaha untuk menggagalkan usaha Dennis, karena ia sendiri berambisi menjadi direktur perusahan kecap itu.
Dalam pencariannya itulah banyak adegan adegan yang membuat kita tertawa. Karena memang sepertinya sang sutradara Mas Robin Moran ingin membawa penonton ke dalam suasana yang menghibur, meski sesungguhnya film ini termasuk dalam film Drama Keluarga.
Perjalanan membawa Dennis ke sebuah desa, tempat ia tidak hanya dengan sengaja menemukan ayam tersebut, tetapi juga menemukan gadis tambatan hatinya, Maruti (Ulie Auliani).

Ayam Keramat jadi maskot perusahaan kecap
Cerita tentang seorang screw-up yang diberi tugas mencari seekor ayam sebagai maskot perusahaan kecap milik bapaknya yang sekarat adalah formula klasik yang dijamin bisa membuat penonton tekun untuk mengikuti ceritanya, kalau saja filmmakernya bisa membuat kita tertarik pada perjuangan karakter utamanya. Tapi di sini letak kelemahan terbesar Maskot. Momen-momen yang seharusnya milik karakter utama terlalu sering disabotase karakter-karakter pembantu. Dan saat karakter-karakter pendukung lebih menarik ketimbang karakter utama, sebuah film jatuh dalam suatu kondisi yang disebut deep shit.
Yang mestinya disalahkan adalah casting director yang memilih aktor seperti Ariyo Wahab yang kharismanya nggak cukup ngejeger buat membawa cerita seperti ini. Bahkan kalaupun misalnya tokoh utama dimainkan oleh aktor yang punya star power lebih kuat, dia masih harus berjuang dengan skrip yang memberikan semua poin-poin juicy ke karakter-karakter pembantu. Sementara itu, karakter utama hanya terbawa arus. Dia nggak pernah mengambil keputusan yang membuat plot terus berjalan. (Saya nggak percaya saya bisa secerdas ini).
Untungnya sebagai film yang didesain sebagai komedi, ada banyak sekali saat-saat yang bisa membuat kami berdua tertawa terbahak-bahak. Bahkan kalau kelucuan bisa lebih konsisten sepanjang film, Maskot bisa jadi lebih berhasil ketimbang film komedi yang satunya lagi: Berbagi Suami. Kekuatan Maskot terletak di comedic timing yang umumnya pas banget.
Kami juga menyukai dan mendukung film ini karena tidak mencoba untuk berpura-pura menjadi lebih berat dari yang sebenarnya. Tidak ada nilai pretensius dalam film ini. Saat film-film lain terjebak dengan tema-tema besar tapi jatohnya ringan kayak bulu ayam, film ini hanya mencoba untuk bercerita.
Dari segi teknis, film ini adalah gabungan dari hasil kerja yang serius dan yang setengah-setengah. Jatohnya mungkin sepertiga serius. Computer-generated Images (CGI) dalam film ini bisa dicatat sebagai CGI yang paling bagus dari semua yang pernah dibikin di film Indonesia. Sayangnya, ini nggak didukung dengan sinematografi yang bisa dibanggakan. (Ya, kami memperhatikan aspek rasio layar lebar film ini yang sudah seperti film-film Hollywood). Apalagi dengan editing yang nggak cukup mulus dan seharusnya bisa memotong banyak bagian-bagian yang berpotensi untuk membuat pikiran penonton melayang ke lain tempat.
Akting para pemain juga sangat jomplang antara yang bagus banget (Butet Kartaradjasa, Epy Kusnandar) dan yang jelek banget (aktor-aktor yang jadi direksi, plis deh). Sementara itu, Ariyo Wahab dan Uli Auliani di peran utama cuma sebatas biasa-biasa saja.
Tapi, film ini adalah film yang sangat layak untuk ditonton ketimbang kebanyakan film-film Indonesia belakangan ini. Dan adalah hasil kerja yang terhormat dari para filmmaker dengan perusahaan barunya.
[1] Di sampaikan pada acara Nonton Bareng & Diskusi Film dalam rangkaian acara “Maulud Nabi Competition” tanggal 21 Maret 2008 di Komplek masjid Darul Huda.
[2] Ketua Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan PD IRM Ponorogo skarang lagi mempopulerkan diri di dunia maya dengan www.irmawanarief.blogspot.com atau www.sahabatiqro.multiply.com dengan E-mail che_kurnia@yahoo.co.id^_^ Sekarang sudah bisa jadi mahasiswa - kuliah di Sekolah Tinggi Keguruan & Ilmu Pendidikan jurusan Bahasa & Sastra Indonesia. Sejak kecil memang hoby menulis, apa yang ada dalam pikiran kucoba rangkai dengan kata-kata, kutulis dengan pena atau kutuntun jemariku mengetik semua keluh kesah dan pikiran yang ada. Hanya manusia biasa, tak sebaik malaikat dan semoga tak sehina iblis. selalu berusaha untuk selalu dekat dengan ALLAH SWT. Pengagum Rosulullah SAW, dan punya obsesi jadi penulis buku Best Seller seperti Habiburaman El Shirazy atau JK Rowling. Mahasiswa Mahasibuk yang punya kerjaan sampingan jadi kuncen sebuah Yayasan dan penulis lepas di beberapa media serta selalu terbuai pada romantisme organisasi dakwah kalangan pelajar dan remaja Pimpinan Daerah Ikatan Remaja Muhammadiyah Ponorogo. Bisa ditemui di Sekretariat PD IRM Ponorogo Jl. Jawa 38 atau Yayasan Tunas Karya Jl. S. Sukowati No. 02 Ponorogo, lebih tepatnya di depan komputer mencari ide dan menulis kata hati atau apapun yang bisa ditulis. Atau Mobile 085645813815, telp. (0352) 461808
posted by arief @ 19.27  
About Me

Name: arief
Home: Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia
About Me: Terlahir dengan nama Arief Kurniawan, sekarang lagi mempopulerkan diri di dunia maya www.arief-sastra1.blogspot.com, facebook: che_kurnia@yahoo.co.id email: arief_sastra1@yahoo.com ^_^ dilahirkan dg normal digubuk reyot orang tuanya dg bantuan seorang dukun pd Ahad pahing, 16 Maret 23 tahun yg lalu. Sejak kecil hoby menulis, apa yang ada dlm pikiran kucoba rangkai dg kata2, kutulis dg pena atau kutuntun jemariku mengetik semua keluh kesah & pikiran yang ada. Hanya manusia biasa, tak sebaik malaikat & semoga tak sehina iblis. selalu berusaha utk selalu dekat dengan ALLAH SWT. Tiap shubuh hobby, mem-play winamp musik-musik kitaro atau murattal-nya Ustadz Sa’ad Al Ghomidy, saya menemukan sebuah kedamaian di sana. Banyak teman, tapi tak banyak sahabat. Mahasiswa Mahasibuk yang punya kerjaan sampingan jadi kuncen gunung Wilis dan penulis lepas di beberapa media serta aktif di organisasi dakwah. Bisa ditemui di gedung dakwah jl. Jawa 38 atau Gedung Central Group Ponorogo Jl. Batoro Katong 15 dan di Jl. Wilis 22, lebih tepatnya di depan komputer mencari ide dan menulis kata hati atau apapun yang bisa ditulis. Bisa dihubungi di nomor 0352 488676 atau 085645813815
See my complete profile
Previous Post
Archives
Links
Powered by

BLOGGER

© 2005 gerakan iqro' Blogspot Template by Isnaini Dot Com