gerakan iqro'

Manusia Pembelajar Sejati; Demi Pena dan Apa-Apa yang Dituliskannya

 
Other things
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Other things
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Other things
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Other things
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Other things
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Pujian Untuk Ibunda dan Puisi Perdamaian
Minggu, 20 Juli 2008
Pujian Untuk Ibunda dan Puisi Perdamaian 1
Oleh : Arief Kurniawan 2
che_kurnia@yahoo.co.id

IBU
Melihat seorang ibu menatap anaknya
yang sedang menetek di pangkuannya
aku menemukan ketenangan
sorot mata ibuku

Ibu, yang sorot matanya
adalah telaga liur yang mengalirkan cinta
ke kali-kali jiwaku; mengalir di nadi-nadi
dan arteri darahku; mengalir
mengairi ladang dan sawah-sawah dalam jiwaku
menumbuhkan benih-benih cinta dalam dagingku
jaringan selku; dalam hatiku

Ibu, yang ucapannya menyiratkan kekhidmatan
wirid ba’da salat magrib dan subuh
yang mengalun perlahan menuntun nafas hidupku
di jalan lurus dan teduh

Ibu, yang di wajahnya kutemukan keheningan subuh
gairah kesucian hari
yang menyambut matahari dan kehidupan

Ibu, yang kelembutan usapan tangannya
selalu meredakan tangis kecil

Melihat seorang ibu yang meneteki anaknya
aku melihat rinai gerimis
dimata Ibu3

PIAGAM PERDAMAIAN
Jika ada waktu, kirimi aku buldozer
Agar dapat kugilas rasa takutku
Membaca berita demi berita, tanda demi tanda
Dalam koran saban pagi
Atau kurung aku dalam ruang peredam suara
Agar tak bisa kudengar tembang-tembang sedih
Dan sandiwara, serta berita berita
Penemuan rumus-rumus penghancur sesama

Sebab, hati manusia seperti telah menjelma
Daerah terlarang, tempat menyimpan roket-roket, tank, pesawat pembon dan meriam

Kapankah perdamaian bukan hanya deretan kata-kata
Yang dijejer diatas piagam?
Dimana perang adalah cara untuk
memperebutkannya
Kapankah perdamaian bukan hanya suara yang berkumandang?
Sedangkan perang masih terus berkepanjangan

Jika ada waktu, kirimkan aku ke tanah-tanah pengasingan
Tempat burung merpati yang tak kuat lagi terbang
Terbuang
Aku ingin ikut menggigil
Menunggu saat bom nuklir diledakkan4


Puisi bagi saya atau bahkan orang banyak dapat memberikan kehangatan, ketentraman, tawa; ia juga dapat membangkitkan, menenangkan, dan menghibur. Semua puisi dapat memberikan penekanan arti terhadap pengalaman sehari-hari yang terangkum dalam goresan tinta. Banyak sekali puisi yang lahir dari sastrawan terkenal sampai siswa sekolah dasar. Puluhan, ratusan bahkan ribuan karya telah tercipta. Hal itu menandakan betapa kita sadar atau tidak, telah menikmati kebahagiaan bergaul dengan puisi; membacanya, mendengarkan pembacaannya, menikmati bunyi, merenungkan makna, memahami isinya, bahkan menulis dan menciptaknnya. Kesempatan bergaul dengan puisi tersebut juga menggarisbawahi usaha kita menghayati kembali pengalaman hidup keseharian kita. Artinya, kita menanggapi kehidupan beserta warna dan lika-likunya dengan hati yang sesungguhnya, dan kesungguhan tersebut kita larikan ke puisi, karena di sana kita dapat bermain dengan kata yang penuh makna.
Dalam puisi pertama, jelas sekali terlihat betapa kita tidak akan bisa melupakan orang yang paling dekat dengan hati kita. Orang yng kita nggap paling berjasa dalm hidup kita, yang rela berkorban apapundemi kebahagiaan kita yaitu ibu. Ibu bukan hanya yang melahirkan kita saja, akan tetapi ibu juga sebagai sosok yang memberi, yang membimbing, yang mendorong dan menguatkan hati ketika kita dirundung malang dan nestapa. Kita semua pasti setuju bahwa pada umumnya kita menunjukkan pemujaan, pujian, dan kekguman kita pada ibu. Ada jug kerinduan, rasa hormat, ada yang ingin membela ketika terjadi ketidak adilan pada beliau, ada yang meminta perhatian dan ada pula yang mendo’akan. Mungkin itu penggambaran yang dicerminkan pada puisi ”IBU”.
Betapa kita akan selalu merasakan rindu yang luar biasa pada sosok yang satu ini. Kita bayangkan ketika kita melihat seorang ibu yang penuh kasih sayang meneteki buah hatinya. Ada ketenangan yang mengalir pelan. Dari sorot matanya yang sayu, kita menemukan telaga kasih sayang yang mengalirkan mahligai cinta. Di setiap tetes air susunya mengalirkan penghidupan, menumbuhkan benih cinta dalam daging kita. Kita tidak akan bisa melupakan jasa-jasanya ketika beliau memberikan seluruh kasih sayangnya waktu kita masih kecil.
Ada sebuah kisah yang menggambarkan betapa ibu sangat mulia dan besar kasih sayangnya;
Suatu ketika, ada seorang bayi yang siap untuk dilahirkan. Maka, ia bertanya kepada Tuhan: “Ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi, aku takut, aku masih sangat kecil dan tidak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku disana?”
Tuhanpun menjawab: ”Diantara semua malaikatKu, Aku akan merawatmu dan mengasihimu.” Si kecil bertanya lagi: ”Tapi di sini, di Surga ini, aku tak berbuat apa – apa, kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua itu cukup membuatku bahagia.”
Tuhanpun menjawab: ”Tak apa, malaikatmu itu akan selalu menyenandungkan lagu untukmu dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia.” Namun si kecil bertanya lagi: ”Bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa yang mereka pakai?”
Tuhanpun menjawab: ”Malaikatmu itu, akan membisikkanmu kata – kata yang paling indah, dia akan selalu sabar disampingmu, dan dengan kasihnya dia akan mengajarimu berbicara dengan bahasa mereka.” Si kecil bertanya lagi: ”lalu bagaimana jika aku ingin padamu, Ya Tuhan?”
Tuhanpun kembali menjelaskan: ” Malaikatmu itu akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkanmu untuk berdoa.” Lagi – lagi, si kecil menyelidik. ” Namun, aku mendengar disana banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?”
Tuhanpun menjawab: ”Tenang, malaikatmu akan terus melindungimu walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Dia, sering akan melupakan kepentingannya sendiri untuk keselamatanmu.” Namun, si kecil kini malah sedih, ”Ya Tuhan, tentu aku akan sedih jika tak melihatMu lagi.”
Tuhan menjawab lagi: ”Malaikatmu akan selalu mengajarimu keagunganKu, dan dia akan mendidikmu, bagaimana agar selalu patuh dan taat kepadaKu. Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengingatKu. Walau begitu, Aku akan selalu ada disisimu.”
Hening. Kedamaianpun tetap menerpa surga. Namun, suara – suara panggilan dari bumi terdengar sayup – sayup, ”Ya Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong sebutkan malaikat yang akan melindungiku.............!”
Tuhanpun kembali menjawab: ”Nama malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan IBU....................”5
Ibu adalah malaikat bagi kita, yang akan rela mengorbankan apapun demi kita dan sering akan melupakan kepentingannya sendiri untuk keselamatan kita. Kita akan menemukan keheningan subuh, gairah kesucian hari yng menyambut matahari dan kehidupan. Ada kelembutan usapan tangannya yang selalu meredakan tangis kecil kita. Ketika kita melihat seorang ibu meneteki buah hatinya, pasti kita akan terhanyut dalam suasana haru. Betapa kita tidak tahu diri melupakan jasa-jasa besarnya dalam kehidupan kita. Semua mengisyaratkan, sungguh tiada cela pada diri seorang malaikat bernama ”Ibu”. Aku mencintaimu Ibu.
Tidak jauh beda dengan puisi karya Tri Puji Asih, dalam ”Piagam Perdamaian” suasana didalamnya juga ada hati yang mengharu-biru. Tapi bedanya dengan puisi ”ibu” adalah jeritan hati seorang yang teraniaya dan membutuhkan penghidupan yang damai tanpa adanya peperangan.
Dalam puisi kedua ini mengisaratkan sebuah kesedihan dan kita semua perlu prihatin atas keadaan dunia tempat kita numpang hidup ini. Kita semua agaknya punya semacam cita-cita hidup ini. Kita semua hendak melihat kehidupan yang tidak melulu dililit kesuraman perpecahan dengan perang, sebagaimana dapat kita saksikan disekeliling kita. Siapa yang hemdak menikmati perang, terang tidak ada. Kita semua mencari perdamaian dan pikiran itu tertuang dalam tema besar dalam puisi ”Piagam Perdamaian”.
Masih jelas dalam ingatan kita bagaimana arogansi rezim Bush menyerang negara-negara timur tengah yang di duga menjadi sarang teroris dan mempunyai senjata pembunuh massal. Dalam beberapa waktu Saya sempat berpikir, bagaimana bisa kontradiksi yang tidak dapat diingkari dalam kancah dunia internasional ini, di mana masyarakat dan pada khususnya di kalangan politik dan mahasiswa, dapat di benarkan. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan tentang hal ini yang tak terjawab. Karena itu saya kemudian memutuskan agar sebagian dari kontradiksi
dan pertanyaan-pertanyaan itu bisa saya tanyakan. Mungkin akan ada kesempatan untuk membenarkan masalah tersebut.
Apakah bisa; pengikut Nabi Isa A.S. (baca: kaum Nasrani) sebagai salah satu Nabi besar Ilahi dapat berpegang teguh dengan hak-hak asasi manusia dengan menjadikan Liberalisme sebagai model peradaban dengan memperluas persenjataan nuklir dan pembunuhan massal untuk menunjukkan ketidaksetujuannya dan menjadikan peperangan melawan terorisme sebagai slogannya?
Pada akhirnya, untuk membentuk masyarakat yang satu dan universal tetap harus diusahakan. Sebuah masyarakat yang akan diperintah oleh Nabi Isa A.S. dan orang-orang baik di muka bumi.
Namun pada saat yang sama;
Negara-negara Tmur Tengah diserang. Jiwa, kehormatan, keberadaan orang-orang dan nilai-nilai kemudian runtuh. Sebagai contoh, hanya dikarenakan adanya sebuah kemungkinan keberadaan beberapa orang pelaku kriminal di sebuah desa, kota atau bersama sebuah iring-iringan, seluruh desa, kota dan iring-iringan harus dibabat habis
Atau dengan kemungkinan keberadaan senjata pemusnah massal di sebuah negeri. lalu negeri tersebut dikuasai? Sekitar ratusan ribu masyarakat negara itu harus tewas. Sumber-sumber air, pertanian dan industri rusak dan sekitar 180.000 pasukan militer tinggal di sana.
Kehormatan yang dimiliki oleh rumah-rumah masyarakat telah dihancurkan dan mungkin sekitar lebih dari 50 tahun sebuah negara menjadi terkebelakang. Dengan anggaran belanja seperti apa? Dengan menghabiskan miliaran dolar dari harta kekayaan sebuah negara dan sebagian negara yang lain atau dengan mengirimkan puluhan ribu pemuda sebagai pasukan penyerang. Meletakkan mereka di tempat pembunuhan serta menjauhkan mereka dari keluarganya, mengotori tangan mereka dengan darah orang lain, menekan jiwa mereka sehingga setiap hari sejumlah dari mereka melakukan tindakan bunuh diri. Ketika mereka kembali ke negara mereka masing-masing tersiksa dan tertekan di sertai dengan penyakit yang beragam. Sebagian lainnya telah terbunuh dan jenazah
mereka telah diterima oleh keluarga mereka.6

Sajak ini cukup panjang ini, seperti sudah disebut diatas, mengapa orang selalu senang menindas hak-hak manusia orang selalu dekat dengan perang. Persengketaan yang begitu lama itu telah membuat manusia tidak peka membaca isyarat kerusakan dimuka bumi. Mereka membangun gedung kemudian mereka hancurkan dengan bom nuklir. Ada kekecewaan pada diri penulis, hatinya merasa berontak ketika melihat peprangan yang terjadi dimana-mana seakan kedamaian hidup adalah barang langka. Perdamaian bukan hanya deretan kata-kata yang berjejer di atas piagam perdamaian.
Penulis juga mempertanyakan kapankah perdamaian bukan hanya suara yang berkumandang. Dari kata-kata itu jelas terlihat betapa rindunya kita akan perdamaian. Jika boleh memilih penulis juga berkata kirimkan aku ke tanah-tanah pengasingan, tempat burung-burung merpati yang tak kuat lagi terbang. Kita tahu burung merpati merupakan lambang perdamaian, jika burung merpati itu tidak bisa terbang ditempat pengasingan dn terasingkan, apakah ada perdamaian yang bisa diciptakan? Sungguh bodoh manusia yang diberi ilmu pengetahuan hanya untuk membuat senjata kemudian menghancurkan dunia. Hati ini berontak, dimana letak perdamaian saat ini. Perdamaian adalah barang langka yang dicari setiap orang. Aku bersamamu orang-orang yang malang !
posted by arief @ 21.12  
About Me

Name: arief
Home: Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia
About Me: Terlahir dengan nama Arief Kurniawan, sekarang lagi mempopulerkan diri di dunia maya www.arief-sastra1.blogspot.com, facebook: che_kurnia@yahoo.co.id email: arief_sastra1@yahoo.com ^_^ dilahirkan dg normal digubuk reyot orang tuanya dg bantuan seorang dukun pd Ahad pahing, 16 Maret 23 tahun yg lalu. Sejak kecil hoby menulis, apa yang ada dlm pikiran kucoba rangkai dg kata2, kutulis dg pena atau kutuntun jemariku mengetik semua keluh kesah & pikiran yang ada. Hanya manusia biasa, tak sebaik malaikat & semoga tak sehina iblis. selalu berusaha utk selalu dekat dengan ALLAH SWT. Tiap shubuh hobby, mem-play winamp musik-musik kitaro atau murattal-nya Ustadz Sa’ad Al Ghomidy, saya menemukan sebuah kedamaian di sana. Banyak teman, tapi tak banyak sahabat. Mahasiswa Mahasibuk yang punya kerjaan sampingan jadi kuncen gunung Wilis dan penulis lepas di beberapa media serta aktif di organisasi dakwah. Bisa ditemui di gedung dakwah jl. Jawa 38 atau Gedung Central Group Ponorogo Jl. Batoro Katong 15 dan di Jl. Wilis 22, lebih tepatnya di depan komputer mencari ide dan menulis kata hati atau apapun yang bisa ditulis. Bisa dihubungi di nomor 0352 488676 atau 085645813815
See my complete profile
Previous Post
Archives
Links
Powered by

BLOGGER

© 2005 gerakan iqro' Blogspot Template by Isnaini Dot Com